BAHAN KATEKESE DEWASA "Menghayati Perayaan Ekaristi"
BAHAN
KATEKESE DEWASA
“Menghayati
Perayaan Ekaristi”
Tema :
Menghayati Perayaan Ekaristi
Judul : Misteri
Kehadiran Tuhan Dalam Perayaan Ekaristi
Model : Katekese
Umat (KU)
Metode : Ceramah,
Dialog (tanya jawab) dan Sharing
Sasaran : Umat Dewasa
Lingkungan Bukul Stasi Slahung
Alokasi
Waktu : 60 Menit
Sumber
Bahan Katekese : Katekismus Gereja
Katolik
A. GAGASAN DASAR
1.
Latar
Belakang
Dewasa ini Perayaan Ekaristi adalah hal yang
kurang menjadi perhatian bagi sebagain umat Kristiani. Terlebih sebagian umat
Kristiani yang berada di stasi dimana pemahaman iman mereka akan Perayaan
Ekaristi masih kurang. Faktor keterbatasan Imam pula yang sedikit sehingga
tidak setiap hari Minggu umat di stasi tidak dapat merayakan perayaan Ekaristi.
Kurangnya kesempatan umat untuk merayakan perayaan Ekaristi ini menjadi salah
satu faktor bagi umat bahwa mereka tidak dapat memaknai dan menghayati secara
sungguh perayaan Ekaristi ini. Terdapat pula kendala dari pihak umat di stasi
sendiri yaitu mereka lebih mementingkan pekerjaan di ladang daripada untuk
menghadiri perayaan Ekaristi.
Ekaristi kudus menyempurnakan Inisiasi Kristen.
Oleh pembaptisan mereka diangkat ke martabat imamat rajawi dan oleh penguatan
makin dijadikan serupa dengan Kristus, Oleh ekaristi ia mengambil bagian dalam
kurban Tuhan bersama seluruh jemaat. (bdk. KGK Art 1322). Berdsarkan kutipan
dari Katekismus Gereja Katolik ini, jelas bahwa Ekaristi Kudus semakin
menyempurnakan rahmat pembaptisan yang dimiliki oleh orang katolik. Ketika
sesorang merayakan perayaan Ekaristi maka ia turut pula merayakan perjamuan
kudus bersama seluruh jemaat di dunia dalam satu kurban yaitu Kristus sendiri.
Beberapa hal penting seperti ini terkadang kuranng dipahami oleh umat di stasi.
Dengan melihat latar belakang kurangnya
pemahaman atau penghayatan umat di stasi akan perayaan ekaristi ini maka umat
di stasi perlu mendapatkan pengajaran iman (katekese) yang berkaitan dengan hal
ini. Umat di stasi perlu mendapatkan pengetahuan agar mereka semakin beriman
dan mampu menghayati Ekaristi Kudus dalam kehidupan mereka. Selanjutnya
Katekese ini berperan untuk mewujudkan pertumbuhan iman yang dewasa agar kedepan umat di stasi dapat
semakin dewasa dalam iman.
2.
Harapan/
Tujuan Kegiatan Katekese
a. Sikap/Afektif
Melalui
katekese ini, diharapkan umat lingkungan Bukul semakin menghayati makna
Perayaan Ekaristi.
b. Pengetahuan/kognitif
Melalui
katekese ini, umat lingkungan Bukul dapat mengetahui sikap dan tata cara yag
baik dalam mengikuti Peayaan Ekaristi.
c. Keterampilan/Psikomotorik
Melalui
katekese ini, umat lingkungan Bukul diharapkan mengikuti mengikuti Perayaan
Ekaristi dengan rutin.
B. LANGKAH – LANGKAH BERKATEKESE
v Pengantar
Selamat malam bapak ibu yang terkasih dalam
Kristus, pada kesempatan pada malam hari ini kita akan belajar untuk memaknai
Ekaristi Kudus dalam Katekese yang akan kita lakukan. Saya sebagai fasilitator
akan menemani bapak ibu untuk belajar bersama. Untuk itu sebelum memulai
katekese ini marilah kita berdoa
v Doa Pembuka
Allah Bapa yang Maha Kasih, Puji dan syukur
kami Haturkan kepada Mu, hanya oleh karena berkatMu kami dapat berkumpul di
tempat ini dengan sehat sentosa. Kami bersyukur atas penyertaanMu kepada kami
sekeluarga untuk segala kebaikanMu. Pada malam hari ini kami hendak belajar
menganai Ekaristi KudusMu. Ya Bapa, semoga kami dapat belajar dengan baik
sehingga kami dapat menimba sumber-sumber pengetahuan rohani mengenai makna
Ekaristi sehingga kami dapat menghayati Perayaan Ekaristi dengan baik.
Bapa Kami…. Kemulian…..
v Langkah-Langkah
·
Langkah
1: Menggali Pengalaman
Pengantar
(Fasilitator menceritakan pengalaman
konkrit secara pribadi berkaitan dengan tema lalu fasilitator memberikan
kesempatan peserta untuk turut meyampaikan pengalaman konkritnya berkaitan
dengan tema. Selanjutnya fasilitator memberikan pertanyaan pendalaman untuk
mendalami pengalaman.)
Misteri Tersembunyi Dalam Ekaristi
Bapak ibu yang terkasih dalam
Kristus. Saya hendak membagikan pengalaman saya dalam menghayati Perayaan
Ekaristi. Saya menemukan makna yang sungguh luar biasa di dalam Perayaan
Ekaristi. Berikut kisah saya dalam menemukan makna tersembunyi dalam Perayaan
Ekaristi:
Suatu
Ketika Saya membaca sebuah buku yang bejudul Misteri Perayaan Ekaristi dan
Sakramen Tobat. Saya tercengang ketika membaca buku ini. Di buku ini tertulis
sebuah penglihatan seorang ibu yang sedang mengikuti Perayaan Ekaristi. Ibu ini
menerima mukjizat dari Tuhan untuk dapat melihat misteri Agung Perayaan
Ekaristi. Ibu ini dapat melihat kejadian yang sebenarnya ketika Perayaan
Ekaristi dengan penglihatannya ini. Ibu ini melihat bahwa banyak sekali
orang-rang berpakaian putih dan bercahaya yang datang di dalam gereja tempat
Perayaan Ekaristi tersebut berlangsung. Dia melihat pula banyak malaikat
melayang-layang diatas Panti Imam. Tuhan Yesus Hadir secara nyata dalam
Perayaan Ekaristi. Tuhan Yesus tepat berada di belakang Imam saat Ekaristi
berlangsung.
Dalam
penglihatan pulanya ini dia melihat bahwa setiap orang yang hadir di gereja itu
mempunyai malikat pelindung. Pada saat persiapan persembahan barang siapa yang
memiliki niat suci dan menghayati Ekaristi maka malikat penjaganya maju ke
altar dan mempersembahkan persembahan bagi Tuhan. Namun barangsiapa yang hadir
dalam Ekaristi tersebut namun tidak menghayati dan tidak memiliki hati yang
tulus maka malaikat penjaganya maju ke altar dengan tangankosong dan raut muka
sedih karena tidak membawa persembahan apa-apa bagi Tuhan.
Pada
saat pemecahan Hosti Suci, Yesus secara nyata mempersembahkan diri-Nya di atas
altar.Yesus secara nyata datang menjadi kurban dalam Perayaan Ekaristi. Itulah
misteri Agung yang tersembunyi di dalam Perayaan Ekaristi yang tidak semua
orang dapat melihat, namun lewat pengalaman ibu tadi kita dapat memahami dan
mengerti bahwa Tuhan sungguh-sungguh hadir dalam Perayaan Ekaristi.
Saya
juga mempunya pengalaman kita dahulu saya setiap hari merayakan Ekaristi setiap
pagi saat saya masih di seminari. Udara di Blitar cukup dingin terlebih kami
setiap pagi datang ke kapel pukul 05.30 WIB. Udara sangat dingin namun saya
heran ketika Doa pagi dan perayaan Ekaristi berlangsung, suasana dan suhu di
kapel tidak digin sama sekali bahkan terasa panas dan gerah. Hal ini terjadi
ketika pagi hari setiap hari. Saya membagikan pengalaman ini dengan beberapa
teman dan saya mendapatkan makna baru bahwa ternyata ketika Perayaan Ekaristi
berlangsung, jiwa-jiwa orang yang telah meninggal turut serta hadir dan sebenarnya mereka mohon doa dari kita
yang masih berziarah ini. Mereka tidak bisa lagi berdoa dan memohon kepada
Tuhan seperti kita yang masih hidup sekarang ini.
Lewat
Pengalaman membaca buku dan pengalaman konrit ini saya semakin bersyukur kepada
Tuhan dan semakin dapat memaknai dan menghayati Perayaaan Ekaristi. Saya yang
sebelumnya hanya ikut Perayaan Ekaristi dan kurang menghayati dan mendalminya
kini menjadi paham serta semakin menyadari agungnya misteri Ekaristi.
(Fasilitator memberi kesempatan
peserta katekese untuk membagikan pengalaman)
Itulah
bapak dan ibu sedikit pengalaman saya dalam menghayati Perayaan Ekaristi. Kini
Saya memberi kesempatan untuk membagikan pengalaman bapak ibu dalam menghayati
Perayaan Ekaristi lewat beberapa pertanyaa pengantar berikaut?
1. Apakah
selama ini bapak ibu sudah merayakan Ekaristi setiap kali Romo hadir Ke Bukul?
2. Apakah
selama ini bapak ibu hanya hadir saja dan tidak mengerti makna Ekaristi?
3. Ceritakanlah
pengalaman bapak ibu dalam menghayati Perayaan Ekarist!
·
Langkah
2: Belajar Dari Ajaran Gereja
Pengantar
Bapak
ibu yang terkasih kita telah bersama-sama menggali pengalaman bersama dalam
pengalaman kita secara konkrit dalam kehidupan Ekaristi Kita. Sekarang mari
kita belajar dari Ajaran Gereja tentang makna Ekaristi agar kita dapat menimba
pengetahuan iman untuk dapat menghayati Perayaan Ekaristi secara Sungguh.
(Fasilitator memberikan ajaran
seputar makna Perayaan Ekaristi yang bersumber dari ajaran Gereja)
KATEKISMUS
GEREJA KATOLIK
Kehadiran
Kristus oleh Kekuatan Sabda-Nya dan Kekuatan Roh Kudus
1373 "Yesus Kristus yang telah mati, bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, Ia duduk di sebelah kanan Allah, malah menjadi Pembela bagi kita" (Rm8:34). Dalam pelbagai cara Ia hadir didalam Gereja-Nya Bdk. LG48.; di dalam Sabda-Nya, di dalam doa Gereja-Nya, "di dalam dua atau tiga orang yang berkumpul dalam nama-Ku" (Mat 18:20), dalam orang miskin, orang sakit, orang tahanan Bdk. Mat 25:31-46., dalam Sakramen-sakramen-Nya yang Ia ciptakan, dalam kurban misa, dan dalam pribadi orang yang melaksanakan pelayanan imami, "tetapi Ia hadir ... terutama dalam kedua rupa Ekaristi" (SC 7).
1373 "Yesus Kristus yang telah mati, bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, Ia duduk di sebelah kanan Allah, malah menjadi Pembela bagi kita" (Rm8:34). Dalam pelbagai cara Ia hadir didalam Gereja-Nya Bdk. LG48.; di dalam Sabda-Nya, di dalam doa Gereja-Nya, "di dalam dua atau tiga orang yang berkumpul dalam nama-Ku" (Mat 18:20), dalam orang miskin, orang sakit, orang tahanan Bdk. Mat 25:31-46., dalam Sakramen-sakramen-Nya yang Ia ciptakan, dalam kurban misa, dan dalam pribadi orang yang melaksanakan pelayanan imami, "tetapi Ia hadir ... terutama dalam kedua rupa Ekaristi" (SC 7).
1374 Cara kehadiran Kristus dalam rupa Ekaristi bersifat khas. Kehadiran itu meninggikan Ekaristi di atas semua Sakramen, sehingga ia "seakanakan sebagai penyempurnaan kehidupan rohani dan tujuan semua Sakramen" (Tomas Aqu., s.th. 3,73,3). Dalam Sakramen Ekaristi mahakudus, tercakuplah "dengan sesungguhnya, secara real dan substansial tubuh dan darah bersama dengan jiwa dan ke-Allahan Tuhan kita Yesus Kristus dan dengan demikian seluruh Kristus" (Konsili Trente: DS 1651). "Bukan secara eksklusif kehadiran ini disebut 'real', seakan-akan yang lain tidak 'real', melainkan secara komparatif ia diutamakan, karena ia bersifat substansial; karena di dalamnya hadirlah Kristus yang utuh, Allah dan manusia" ( MF39). 1211
1375
Kristus hadir di dalam Sakramen ini oleh perubahan roti dan anggur menjadi
tubuh dan darah-Nya. Bapa-bapa Gereja menekankan dengan tegas iman
Gereja, bahwa Sabda Kristus dan kuasa Roh Kudus bekerja begitu kuat, sehingga
mereka dapat melaksanakan perubahan ini. Santo Yohanes
Krisostomus menjelaskan: "Bukan manusia yang menyebabkan bahwa bahan persembahan
menjadi tubuh dan darah Kristus, melainkan Kristus sendiri yang telah
disalibkan
untuk kita. Imam yang mewakili Kristus, mengucapkan kata-kata ini, tetapi daya kerjanya dan rahmat datang dari Allah. Inilah tubuh-Ku, demikian ia berkata. Kata-kata ini mengubah bahan persembahan itu" (prod. Jud. 1,6). Dan santo Ambrosius mengatakan tentang perubahan ini:
"Di sini terdapat sesuatu yang tidak dibentuk alam, tetapi yang dikonsekrir dengan berkat, dan daya guna berkat itu melampaui kodrat, malahan kodrat itu sendiri diubah melalui berkat... Bukankah Kristus, yang dapat menciptakan yang belum ada dari ketidakadaan, dapat mengubah yang ada ke dalam sesuatu, yang sebelumnya tidak ada? Menciptakan hal baru, tidak lebih gampang daripada mengubah kodrat" (myst. 9,50,52).
untuk kita. Imam yang mewakili Kristus, mengucapkan kata-kata ini, tetapi daya kerjanya dan rahmat datang dari Allah. Inilah tubuh-Ku, demikian ia berkata. Kata-kata ini mengubah bahan persembahan itu" (prod. Jud. 1,6). Dan santo Ambrosius mengatakan tentang perubahan ini:
"Di sini terdapat sesuatu yang tidak dibentuk alam, tetapi yang dikonsekrir dengan berkat, dan daya guna berkat itu melampaui kodrat, malahan kodrat itu sendiri diubah melalui berkat... Bukankah Kristus, yang dapat menciptakan yang belum ada dari ketidakadaan, dapat mengubah yang ada ke dalam sesuatu, yang sebelumnya tidak ada? Menciptakan hal baru, tidak lebih gampang daripada mengubah kodrat" (myst. 9,50,52).
·
Langkah
3: Kesimpulan dan Aksi
((Faslitator menyimpulkan poin-poin penting yang diperoleh
berdasarkan sharing peserta dan Ajaran Gereja).
(Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk menyampaikan
aksi nyata untuk dapat menghayati Perayaan Ekaristi)
Bapak Ibu sekalian, setelah kita bersama
menggali pengalaman dan belajar dari ajaran Gereja, maka sekarang kita membuat
niat kedepan unuk dapat semakin bersungguh-sungguh dan mengikuti Perayaan
Ekaristi setiap kali ada kesempatan, saya memberi kesempatan kepada bapak ibu
untuk menyampaikan niat-niat untuk dapat menghayati Perayaan Ekaristi
1. Apa
niat/ aksi nyata bapak ibu ke depan untuk semakin dapat mengahayati Perayaan
Ekaristi?
PENUTUP
Bapak ibu yang terkasih, demikianlah katekese pada malam hari
ini. Kita telah bersama-sama menggali pengalaman dan belajar bersama dari
Ajaran Gereja tentang Kehadiran Kristus dalam Perayaan Ekaristi. Kita juga
telah membuat niat aksi nyata untuk dapat menghayati Perayaan Ekaristi.
Sekarang mari kita tutup katekese ini dengan doa penutup
v Doa Penutup
Ya Bapa kami mengucap syukur kepada-Mu, oleh karena berkat-Mu
katekese ini dapat berjalan dengan lancer dari awal hingga akhir. Terima kasih
pula karena kami dapat bersama-sama belajar dan menimba iman dari pengalaman
kami serta Ajaran Gereja. Kami juga telah membuat niat aksi nyata untuk dapat
menghayati Ekaristi-Mu. Semoga Engkau memberkati niat-niat kami. Doa ini kami
haturkan kepada-Mu dengan perantraan Kristus Tuhan Kami Amin.
Komentar
Posting Komentar